Destinasi wisata Gunung Bromo yang berlokasi di TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) memiliki beragam pesona yang melimpah. Banyak tempat mempesona yang dapat didatangi pengunjung di destinasi wisata ini. Salah satunya yakni Kawah Bromo, salah satu obyek wisata di Gunung Bromo yang sangat disayangkan bila terlewatkan.
Obyek Wisata Kawah Gunung Bromo
Kawah Gunung Bromo merupakan objek wisata yang cocok untuk Anda kunjungi. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan, di kawah ini Anda dapat melakukan kegiatan dengan cara yang asyik, seru, dan juga menyenangkan karena dapat melihat langsung kawah yang masih berstatus aktif.
Kawah Bromo mempunyai diameter mencapai 800 meter yang terbentang dari selatan ke utara, kira-kira 600 meter apabila diukur dari Barat ke Timur. Selain itu, kawah ini juga mempunyai area berbahaya berupa lingkaran yang berjari-jari sekitar 4 kilometer diukur dari pusat kawah.
Gunung Bromo ini terletak pada salah satu sudut Kaldera raksasa Lautan Pasir Gunung Tengger yang memiliki ketinggian kira-kira 2.392 mdpl.
Sejarah Kawah Gunung Bromo
Terbentuknya Gunung Bromo ini pada awalnya adalah akibat letusan Gunung Tengger yang mempunyai ketinggian mencapai 4000 mdpl. Pada saat itu menjadi gunung paling tinggi di Indonesia.
Selanjutnya terjadilah letusan yang sangat dahsyat pada masa itu dan menghasilkan kaldera yang memiliki diameter hingga lebih dari 9 km. Sementara material vulkanik dari letusan Gunung Tengger tersebut saat ini berubah menjadi hamparan pasir.
Pada tengah kaldera muncul salah satu gunung yang masih aktif, gunung tersebut adalah Gunung Bromo. Nama Bromo sendiri diambil dari sebuah nama Dewa dalam kepercayaan agama Hindu, yaitu Brahma.
Masyarakat Suku Tengger
Area Kawah Bromo sudah sejak dulu menjadi tempat tinggal Suku Tengger. Kata Tengger sendiri diambil dari nama seorang putri raja yang menguasai Pulau Jawa pada masa itu yaitu Rara Anteng. Putri raja tersebut menikah dengan Joko Seger yang dipercaya merupakan keturunan Brahmana. Karena desa tersebut diperintah oleh keduanya, maka desa tersebut diberi nama “Tengger” yang diambil dari kombinasi nama kedua pemimpin mereka, kata An “Teng” dan Se “Ger”.
Suku Tengger rutin melakukan ritual upacara dengan menjadikan Kawah Bromo sebagai prosesi ritual terakhir yang dinamakan Lelabuan Sesajen. Masyarakat suku Tengger membawa persembahan hasil bumi dan ternak dengan berajalan dari Pura Luhur Poten menuju Gunung Bromo sambil berdoa.
Tradisi ini adalah sebuah upacara yang diberi nama Kasodo (Yahya Kasada). Upacara yang dipakai suku Tengger untuk memberikan penghormatan kepada leluhur sebagai ucapan terimakasih serta ungkapan syukur terhadap Tuhan, karena diberikan berkat atas hasil panen yang berlimpah serta permohonan agar diberi kelematan. Upacara Kasada yang dilaksanakan di kawah Bromo tersebut masih berlangsung hingga saat ini.
Daya Tarik Wisata Gunung Bromo
Kawah Bromo mempunyai daya tarik tersendiri di objek wisata Gunung Bromo. Peristiwa fenomena alam yang terjadi di pegunungan Bromo membentuk alam dengan pemandangan yang menakjubkan yang menjadi magnet kuat penarik para wisatawan berkunjung melaksanakan wisata di komplek pegunungan Bromo Tengger Semeru.
Untuk bisa mencapai lokasi kawah Bromo, pengunjung akan melewati anak tangga yang dibangun pada tahun 1910. Terdapat kurang lebih 260 anak tangga yang akan kita tapaki satu persatu agar bisa sampai di bibir kawah Bromo.
Hal yang lebih menakjubkan adalah saat Anda sampai di puncak Gunung Bromo, Anda akan disuguhkan dengan pemandangan yang sangat eksotis dan menawan. Anda bisa menyaksikan bukit Teletubbies, lautan pasir, serta hamparan padang savanna dari ketinggian. Disinilah lokasi yang pas untuk mengabadikan momen-momen liburan Anda.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan taman nasional yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Lokasi ini termasuk dalam wilayah administratif Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Pasuruan. Taman Nasional ini adalah kawasan vulkanik paling luas yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mempunyai area dengan luas 800 kilometer persegi.
Kawasan Bromo membentang dari timur ke barat dengan luas kira-kira 20-30 km, serta dari selatan ke utara sekitar 40 kilometer dengan luas wilayahnya kira-kira sebesar 50.276,3 hektar yang telah ditetapkan semenjak tahun 1982. Di area kaldera hamparan pasir dengan luas kira-kira 6290 hektar. Pada kaldera hamparan pasir tersebut terdapat batas berupa dinding yang terjal dengan ketinggian antara 200 hingga 700 meter.
Sejarah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Pada awalnya wilayah Tengger adalah area hutan yang memiliki fungsi untuk cagar alam serta hutan wisata. Area hutan ini berperan sebagai hutan produksi dan hutan lindung. Menilik dari beragam fungsi itu, kemudian Kongres Taman Nasional Sedunia menetapkan area Bromo Tengger Semeru sebagai taman nasional melalui pertemuan yang dilaksanakan pada 14 Oktober 1982, di Denpasar Bali. Dengan pertimbangan lingkungan serta alamnya yang harus dilindungi serta berbagai potensi tradisional yang perlu dilakukan pengembangan. Area Bromo Tengger Semeru resmi menjadi taman nasional pada 12 November 1982 oleh pemerintah Indonesia.
Wilayah
Taman nasional ini adalah gabungan dari beberapa area yang dipersatukan. Cagar alam yang disatukan ke dalam taman nasional ini yakni Cagar Alam Laut Ranu Kumbolo dengan luas 1.340 ha, Cagar Alam Ranu Pani-Ranu Regulo seluas 96 ha, dan Cagar Alam Laut Pasir Tengger seluas 5.250 ha. Kemudian taman wisata yang digabungkan yakni Taman Wisata Tengger Laut Pasir seluas 2,67 ha dan Taman Wisata Ranu Darungan dengan luas 380 ha.
Sementara untuk hutan lindung dan hutan produksi yang disatukan yaitu hutan yang diatur Perum Perhutani Unit II Provinsi Jawa Timur dengan luas keduanya 43.210,20 ha.
Pemanfaatan
Suku Tengger mendiami wilayah Taman Nasional Bromo Tengger ini. Masyarakat mendirikan hunian dengan pekarangan yang ditanami tumbuhan lokal. Desa Ngadas serta Desa Ranu Pani adalah dua desa yang berada di taman nasional ini. Masyarakat Tengger sudah berada di wilayah Pegunungan Tengger sejak abad ke 9 Masehi dan memanfaatkan hasil alamnya.
Selain kedua desa di atas, di sekitar perbatasan Bromo Tengger Semeru juga hidup penduduk Tengger yang terbagi menjadi beberapa Kabupaten. Kabupaten tersebut yakni Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, dan Malang.
Penduduk asli senantiasa menjaga kelestarian lingkungan agar ekosistem di taman nasional ini tetap natural. Pemerintah juga memberlakukan aturan zonasi. Taman nasional Bromo juga berfungsi untuk kegiatan pariwisata, riset, pendidikan, dan konservasi.
Kekayaan Fauna dan Flora
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru mempunyai tipe ekosistem berupa montana, sub-montana, serta sub alpin. Di sana terdapat pohon-pohon besar yang berumur ratusan tahun. Seperti beragam jenis anggrek dan rumput langka, edelweis, jamuju, serta cemara gunung. Sementara di dinding yang memutari taman nasional ini ditumbuhi banyak rerumputan. cantigi, cemara, akasia, dan lain sebagainya.
Sementara satwa yang ada di taman nasional ini antara lain rusa, monyet kera, kijang, rusa, ayam hutan merah. macan tutul, belibis, ajag, elang bondol, ala-alap, dan rangkong.
Berikut tadi merupakan informasi mengenai Kawah Bromo dan Bromo Tengger Semeru. Semoga bisa menjadi referensi bagi Anda untuk menambah pengetahuan atau sebagai pertimbangan sebelum Anda mengunjungi Gunung Bromo.